ONANI - Sarang Bujang

Friday, July 14, 2017

ONANI


masturbasi memang bukan suatu pembahasan favorit untuk diperbincangkan secara umum. Biasanya pembahasan seputar aktifitas seks yang dilakukan sendiri ini sering dibahas hanya dengan kalangan tertentu. Terbukti bahwa 99% remaja laki-laki di dunia ini pada umumnya pasti sudah pernah melakukan masturbasi atau onani, biasanya dilakukan antara umur 17 sampai 20 tahun.
Banyak kalangan yang mengungkapkan kebiasaan ini normal saja dilakukan, dan tak jarang yang mengatakan hal tersebut tidak baik. Akan tetapi, di balik beberapa manfaat kesehatan tersebut, Onani juga membawa dampak negatif. Berikut adalah beberapa efek negative dari aktivitas onani:
Ejakulasi Dini
Terlalu sering melakukan masturbasi dapat menyebabkan terjadinya ejakulasi dini. Ejakulasi berikutnya juga dapat memakan waktu yang cukup lama. Bagi pria yang melakukan masturbasi beberapa kali sebelum melakukan intim, akan cenderung sulit mencapai klimaks.
Masalah lain yang muncul adalah berkurangnya sensitivitas terhadap sentuhan dari orang lain, dan justru menjadi lebih akrab dengan sentuhan dari diri sendiri. Frekuensi yang terlalu sering dalam melakukan onani adalah memicu timbulnya kulit lecet sampai pembengkakan organ intim karena tidak pernah menggunakan pelumas.
Rasa bersalah
Masturbasi juga membawa dampak negatif secara psikologis. Lantaran terbentur dengan nilai-nilai agama, moral, dan budaya, menjadikan banyak orang yang merasa malu dan bersalah setelah selesai melakukan kegiatan tersebut.
Tarik menarik antara kesenangan serta menahan diri berdampak pada nilai harga diri, tingkat kepercayaan diri, serta cinta. Perasaan bersalah ini juga memicu efek psikosomatis sakit punggung, sakit kronis, dan seperti sakit kepala.
Masturbasi kronis
Masturbasi kronis dapat mempengaruhi otak berikut kimia tubuh yang diakibatkan oleh kelebihan produksi neurotransmitter dan hormon seks. Kendati dampak yang timbul pada setiap orang berlainan, terlalu sering melakukan masturbasi tetap dapat memicu munculnya gangguan kesehatan mulai dari kelelahan, testis sakit, rambut rontok, ataupun nyeri panggul.
Masturbasi berhubungan dengan berkurangnya produksi DHT dan testosteron. Berkurangnya produksi testosteron tersebut berkait dengan gaya hidup dan kebiasaan seperti merokok, konsumsi alkohol, dan kegi Apabila gaya hidup cenderung normal, akan tetapi mempunyai kebiasaan masturbasi sebaiknya kurangi aktivitas seksual tersebut untuk mengurangi keluhan. Apabila keluhan tak kunjung reda, segera lakukan pemeriksaan medis.
Masturbasi kompulsif
Masturbasi kompulsif berpengaruh terhadap kehidupan karena telah menjadi suatu kebiasaan. Sebagian pria yang melakukan masturbasi 6 kali dalam sehari bisa saja justru merasa produktif, namun lain halnya dengan para pria lain yang justru merasa sebaliknya.
Apabila tidak mampumenyeimbangkan antara hasrat dan kebutuhan pribadi, masturbasi kompulsif dapat membawa dampak negatif pada pekerjaan, harga diri, hubungan dengan pasangan, keuangan, hingga hubungan sosial.

1 comment: